Pendidikan

Pengertian Topologi Bus, Fungsi, Ciri, Karakteristik, Cara Kerja, Kelebihan & Kekurangannya

Dalam artikel ini, kita akan mengulas tentang topologi bus. Topologi bus adalah suatu konsep dalam jaringan komputer yang memiliki karakteristik dan mekanisme kerja yang khas. Artikel ini akan membahas secara komprehensif dan ringan mengenai definisi topologi bus, manfaatnya, unsur-unsur yang terkait, sifat-sifatnya, cara kerjanya, serta kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Mari kita simak dengan saksama pembahasan di bawah ini.

Pertama-tama, mari kita memahami definisi topologi bus. Topologi bus merujuk pada struktur jaringan komputer di mana setiap perangkat terhubung ke suatu jalur tunggal yang disebut “bus.” Dalam topologi ini, data dikirimkan melalui bus dan dapat diakses oleh semua perangkat yang terhubung.

Selanjutnya, kita akan membahas fungsi dan manfaat dari topologi bus. Topologi bus digunakan untuk menghubungkan beberapa perangkat dalam jaringan komputer, seperti komputer pribadi, printer, dan perangkat lainnya. Dengan menggunakan topologi bus, perangkat-perangkat ini dapat saling berkomunikasi dan bertukar data secara efisien. Selain itu, topologi bus juga memungkinkan penambahan dan pengurangan perangkat dengan mudah tanpa mengganggu koneksi jaringan yang ada.

Mari kita lanjutkan dengan ciri-ciri dan karakteristik topologi bus. Salah satu ciri utama dari topologi bus adalah adanya jalur tunggal yang menghubungkan semua perangkat dalam jaringan. Setiap perangkat memiliki akses yang sama terhadap data yang dikirimkan melalui bus. Namun, perlu diingat bahwa jika terjadi kerusakan pada jalur bus, maka seluruh jaringan dapat terpengaruh dan mengalami gangguan.

Selanjutnya, mari kita bahas cara kerja topologi bus. Dalam topologi bus, data dikirimkan melalui bus dalam bentuk paket-paket. Setiap perangkat dalam jaringan menerima paket tersebut, dan hanya perangkat yang dituju yang akan mengambil data yang sesuai. Sifat ini memungkinkan berlangsungnya komunikasi yang efisien dan hemat bandwidth dalam jaringan.

Namun, seperti halnya setiap topologi jaringan lainnya, topologi bus juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Salah satu kelebihannya adalah kecenderungan mudah dalam pemasangan dan penambahan perangkat baru. Selain itu, topologi bus juga relatif murah dalam hal biaya implementasi. Namun, kelemahannya adalah jika terjadi kerusakan pada jalur bus utama, maka seluruh jaringan dapat terputus. Selain itu, performa jaringan juga dapat terpengaruh ketika ada banyak perangkat yang aktif secara bersamaan.

Dalam artikel ini, kami akan membahas topologi bus, yang merupakan salah satu jenis topologi jaringan komputer di mana koneksi antara client dan server dilakukan melalui kabel tunggal atau kabel pusat. Konsep topologi bus ini juga dapat diartikan sebagai jenis topologi di mana semua client terhubung ke server melalui kabel tunggal.

Penerapan topologi bus dalam jaringan komputer digunakan untuk memudahkan koneksi antara client dan server dalam satu jaringan, sehingga pertukaran data menjadi lebih efisien. Terutama jika hanya ada satu server yang bertanggung jawab memberikan layanan kepada sejumlah client yang terbatas, topologi bus dapat menjadi pilihan yang tepat.

Dalam topologi bus, setiap komputer terhubung dengan kabel utama yang panjang, dengan banyak terminal yang terhubung ke kabel utama tersebut. Kabel utama ini juga berfungsi sebagai jalur transfer data. Namun, saat ini penggunaan topologi bus jarang digunakan dalam jaringan komputer karena berbagai alasan tertentu.

Fungsi dari topologi bus mirip dengan fungsi topologi jaringan lainnya, yaitu menghubungkan dua atau lebih komputer agar dapat saling berkomunikasi dan bertukar data.

Berikut adalah beberapa ciri-ciri topologi bus:

  • Merupakan teknologi lama yang menggunakan satu kabel dalam satu baris.
  • Tidak memerlukan peralatan aktif untuk menghubungkan terminal/komputer.
  • Setiap komputer tidak terhubung secara langsung dengan komputer lain, tetapi terhubung melalui kabel tunggal yang berfungsi sebagai media transmisi.
  • Kabel tunggal tersebut menjadi jalur yang dilalui oleh data.
  • Terminator sering dipasang di ujung kabel utama untuk menghentikan sinyal agar tidak berbalik ke ujung lain.
  • Konektor 50 ohm dipasang di ujung kabel.
  • Jika kabel terputus, komputer lain tidak dapat berkomunikasi.
  • Sulit mengidentifikasi masalah yang muncul dalam topologi ini.
  • Dukungan teknologi untuk topologi bus sudah tidak lagi tersedia.

Dengan pemahaman yang baik tentang pengertian, manfaat, karakteristik, dan keterbatasan topologi bus, kita dapat memilih dengan bijak topologi jaringan yang paling sesuai dengan kebutuhan kita.

Mengenal Karakteristik Topologi Bus

Berikut adalah beberapa karakteristik topologi bus:

  • Proses instalasi jaringan dapat dilakukan dengan mudah.
  • Terdapat kabel utama yang berfungsi sebagai pusat lalu lintas data.
  • Setiap node (perangkat) terhubung secara serial, dan ujung kabel utama dilengkapi dengan terminator untuk menutupnya.
  • Biaya untuk membangun topologi bus relatif lebih murah.
  • Paket data yang dikirim seringkali mengalami persimpangan dalam kabel tunggal.
  • Membutuhkan penggunaan konektor BNC dan T Connector pada setiap kartu jaringan.
  • Terkadang terjadi kepadatan lalu lintas data di kabel utama.
  • Jika ada kerusakan pada salah satu node, jaringan dapat menjadi tidak aktif atau mengalami gangguan.

Cara Kerja Topologi Bus

Cara kerja topologi bus sebenarnya sangat sederhana. Pertama, server dihubungkan ke kabel utama, yang berfungsi sebagai penghubung antara semua perangkat dalam jaringan komputer. Setiap perangkat terhubung ke kabel utama melalui bus atau konektor. Pada ujung kabel atau konektor, terdapat sebuah komponen yang disebut terminator.

Dengan adanya terminator, menandakan bahwa jaringan telah mencapai ujungnya. Hal ini juga merupakan perbedaan penting antara topologi bus dengan topologi lainnya. Topologi bus memiliki ujung yang ditandai dengan keberadaan terminator, sedangkan topologi lainnya tidak memiliki ujung karena sifatnya paralel.

Dengan pemahaman yang baik tentang karakteristik dan cara kerja topologi bus, kita dapat memanfaatkannya secara efektif dalam membangun jaringan komputer yang efisien.

Keunggulan Topologi Bus

Topologi bus memiliki sejumlah keunggulan yang perlu diperhatikan, antara lain:

  • Penghematan Penggunaan Kabel: Topologi bus menggunakan kabel tunggal sebagai media transmisi, sehingga penggunaan kabel dapat dihemat. Selain itu, karena terpusat, tidak diperlukan banyak kabel untuk menghubungkan setiap node.
  • Pemasangan Kabel yang Sederhana: Layout kabel pada topologi bus relatif sederhana, sehingga proses pemasangan menjadi lebih mudah dan cepat.
  • Kemudahan Pengembangan: Topologi bus mudah untuk dikembangkan. Dalam pengembangan jaringan komputer, baik untuk client maupun server, dapat dilakukan tanpa mengganggu komputer lain dalam jaringan.
  • Biaya yang Lebih Murah: Topologi bus memiliki biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan beberapa topologi jaringan lainnya. Hal ini disebabkan karena penggunaan kabel dan perangkat tambahan seperti switch atau hub dapat dikurangi.
  • Kemudahan Perluasan Jaringan: Karena sifatnya yang sederhana, topologi bus memungkinkan perluasan jaringan dengan mudah. Menambahkan node baru dalam jaringan tidak memerlukan banyak penyesuaian atau perubahan yang rumit.

Kekurangan Topologi Bus

Namun, terdapat juga beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan dalam topologi bus, antara lain:

  • Gangguan pada Kabel Pusat: Jika terjadi gangguan pada kabel utama atau pusat, seluruh jaringan akan terpengaruh. Koneksi ke seluruh node dalam jaringan dapat terganggu jika ada kerusakan pada kabel utama.
  • Kepadatan Lalu Lintas Data: Topologi bus cenderung mengalami kepadatan lalu lintas data. Karena semua data melewati kabel utama yang sama, kemungkinan terjadinya persaingan dan kepadatan dalam transfer data lebih tinggi.
  • Penggunaan Repeater untuk Jarak Jauh: Jika ingin menggunakan jarak yang lebih jauh dalam topologi bus, diperlukan penggunaan repeater atau penguat sinyal untuk menjaga kestabilan transmisi data.
  • Identifikasi Kesalahan yang Sulit: Deteksi dan isolasi kesalahan dalam jaringan bus kecil menjadi lebih sulit. Jika terjadi gangguan, mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan dapat menjadi lebih rumit.

Demikianlah penjelasan tentang pengertian, fungsi, ciri, karakteristik, cara kerja, kelebihan, dan kekurangan topologi bus. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan Anda. Terima kasih telah mengunjungi kami, dan jangan ragu untuk membaca artikel-artikel lainnya yang telah kami sajikan.

Referensi: Sambellayah.com

Pengertian, Siklus Kerja, dan Frekuensi PWM (Pulse Width Modulation)

Pengertian, Siklus Kerja, dan Frekuensi PWM (Pulse Width Modulation)

Berekaiart – Sirkuit seperti inverter, konverter, catu daya mode sakelar (SMPS), dan pengontrol kecepatan adalah sirkuit dengan banyak sakelar elektronik. Sakelar elektronik yang digunakan pada rangkaian ini umumnya adalah komponen elektronika daya seperti MOSFET, IGBT, TRIAC dan lain-lain. Untuk mengontrol saklar daya elektronik jenis ini, biasanya digunakan sinyal PWM (Pulse Width Modulation). Selain itu, sinyal PWM juga sering digunakan untuk menggerakkan motor servo dan juga digunakan untuk melakukan tugas sederhana lainnya seperti kontrol kecerahan LED.

Pengertian PWM (Pulse Width Modulation)

PWM adalah singkatan dari Pulse Width Modulation atau dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan dengan Pulse Width Modulation. Pada dasarnya PWM adalah teknik modulasi yang mengubah lebar pulsa dengan frekuensi dan amplitudo yang tetap. PWM dapat dianggap sebagai kebalikan dari ADC (Analog to Digital Converter) yang mengubah sinyal analog menjadi digital, PWM atau Pulse Width Modulation digunakan untuk mengeluarkan sinyal analog dari perangkat digital (misalnya, mikrokontroler).

Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan PWM atau Pulse Width Modulation. Kita akan mencoba melihat contoh sinyal yang dihasilkan oleh mikrokontroler atau IC 555. Sinyal yang dihasilkan oleh mikrokontroler atau IC555 adalah sinyal pulsa yang biasanya berbentuk gelombang persegi panjang. Gelombang yang dihasilkan ini akan tinggi atau rendah setiap saat. Misalnya, gelombang tinggi di 5V dan terendah di 0V. Durasi atau waktu sinyal tetap high disebut “ON Time” atau “ON Time”, sedangkan sinyal tetap low atau 0V disebut “OFF Time” atau “ON Time”. OFF”. Untuk sinyal PWM, kita perlu melihat dua parameter penting yang terkait dengannya, yaitu duty cycle PWM dan frekuensi PWM.

Siklus Kerja PWM (PWM Duty Cycle)

Seperti disebutkan di atas, sinyal PWM akan tetap menyala untuk sementara waktu dan kemudian mati atau mati selama sisa periode tersebut. Apa yang membuat PWM ini istimewa dan lebih bermanfaat adalah kita dapat menentukan durasi status ON dengan mengontrol duty cycle PWM.

Persentase waktu sinyal PWM tetap menyala disebut “siklus tugas”. Kondisi sinyal selalu on disebut duty cycle 100%, sedangkan kondisi sinyal selalu off disebut duty cycle 0%.

Frekuensi PWM (PWM Frequency)

Biasanya sinyal PWM yang dihasilkan oleh mikrokontroler sekitar 500 Hz, frekuensi tinggi ini akan digunakan pada perangkat switching kecepatan tinggi seperti inverter atau konverter. Namun tidak semua aplikasi membutuhkan frekuensi tinggi. Misalnya untuk mengontrol motor servo cukup membangkitkan sinyal PWM dengan frekuensi 50 Hz, frekuensi sinyal PWM ini juga dapat dikontrol oleh program untuk semua mikrokontroler.

Perbedaan antara Siklus Kerja (Duty Cycle) dengan Frekuensi sinyal PWM

Siklus tugas dan frekuensi sinyal PWM sering membingungkan. Seperti yang kita ketahui, sinyal PWM adalah gelombang persegi dengan waktu ON dan waktu OFF. Jumlah waktu ON dan OFF ini disebut periode waktu. Kebalikan dari periode waktu disebut frekuensi. Sedangkan lama waktu sinyal PWM harus tetap dalam suatu periode waktu ditentukan oleh duty cycle PWM.

Singkatnya, kecepatan sinyal PWM harus hidup dan mati ditentukan oleh frekuensi sinyal PWM, dan kecepatan sinyal PWM harus tetap hidup ditentukan oleh siklus kerja PWM. tanda.

Sumber:

www.kelasplc.com

Nama-Nama Komponen Penyusun Amplifier

Nama-Nama Komponen Penyusun Amplifier

Berekaiart – Amplifier adalah rangkaian elektronika yang mampu memperkuat atau memperkuat sinyal listrik atau bentuk gelombang input analog dan menghasilkan output yang lebih besar dengan bentuk gelombang yang mirip dengan sinyal input.

Jika diterapkan pada perangkat audio, input gelombang suara kecil dapat menjadi output yang lebih besar. Biasanya, untuk aplikasi gelombang audio, amplifier menerima input dari transduser, seperti mikrofon, yang mengubah suara menjadi gelombang listrik.

Sinyal bentuk gelombang AC dari mikrofon kemudian diperkuat oleh rangkaian amplifier, sehingga menghasilkan keluaran yang memiliki amplitudo lebih besar. Besarnya laba yang dihasilkan disebut laba.

Melalui proses ini, speaker dapat memperkuat suara menjadi lebih besar. Seperti yang dapat Anda temukan di speaker rumah, toa masjid, sistem suara acara, dan banyak lagi.

Komponen Penyusun Amplifier

Pada suatu alat elektronik berupa penguat biasanya akan tersusun dari bagian-bagian komponen sehingga dapat dibuat menjadi satu kesatuan yang disebut penguat. Ada beberapa jenis komponen penyusun amplifier yang akan saya jelaskan dibawah ini :

1. Trafo (Transformator)

Komponen trafo disini merupakan pemasok arus listrik yang diperoleh dari sumber utama untuk dimasukkan ke dalam rangkaian penguat. Selain itu, trafo juga berguna dalam menurunkan tegangan AC untuk memenuhi kebutuhan amplifier.

Saat ini banyak jenis amplifier yang menggunakan catu daya seimbang. Jenis catu daya seimbang ini biasanya terdiri dari tegangan positif, negatif, dan netral (CT).

Dengan demikian, amplifier akan memberikan lebih banyak daya yang cukup tinggi untuk menghasilkan keluaran gelombang suara yang besar.

2. ELCO (Electrolyte Capacitor)

ELCO atau yang biasa dikenal dengan kapasitor merupakan komponen elektronika yang berguna untuk menyaring dan menyimpan arus listrik beriak datar. Selain itu, kapasitor juga dapat mempengaruhi karakter suara bass pada sebuah amplifier, sehingga semakin tinggi kapasitansi, semakin baik output suara.

Singkat kata, komponen ELCO ini sangat penting untuk mengatur sinyal suara input menjadi output yang berkualitas karena adanya filter arus listrik.

3. Transistor Final (Sanken, Toshiba, Jengkol)

Sebenarnya disini saya lebih tepat menyebutnya transistor final yang biasanya terdiri dari Sanken, Toshiba, MOSFET, Jengkol, Njw, Mjl, TIP dan lain-lain untuk diaplikasikan secara khusus sebagai penguat atau power amplifier.

Pada umumnya power amplifier akan menggunakan minimal dua transistor final yang digerakkan oleh arus listrik positif (+) dan negatif (-) pada rangkaian amplifier. Namun saat ini sudah banyak variasi jumlah yang digunakan pada masing-masing jenis amplifier, biasanya tergantung dari daya yang dibutuhkan.

Final transistor sendiri merupakan komponen yang memiliki pekerjaan yang agak rumit pada rangkaian power amplifier, sehingga membutuhkan heat sink atau pendingin agar tidak cepat panas.

Setiap jenis end transistor memiliki keluaran suara yang berbeda untuk speaker, ada yang cenderung range, treble dan bass, atau bahkan subwoofer.

4. Tone Control

Tone control merupakan salah satu komponen pendukung dalam rangkaian power amplifier yang berguna untuk mengatur frekuensi suara dari input. Selain itu, tone control juga berfungsi untuk mengatur amplitudo sinyal audio. Secara umum ada dua metode pengendalian nada yaitu tipe pasif dan aktif.

Setiap metode tone control pada amp tentunya memiliki kegunaan yang berbeda-beda. Namun, fungsi utama dari komponen ini adalah kita bisa mengatur output sesuai keinginan kita. Dengan demikian, tone control akan digunakan untuk mengatur bass, midrange, balance, treble dan volume.

Seperti yang saya sebutkan tadi, untuk tone control yang digunakan pada jenis high power amp ini biasanya digunakan secara eksternal berupa :

– Equalizer
– Crossover
– Mixer
– Compressor
– DLMS (Digital Loudspeaker Management System)
– Audio Efek (pengatur Echo)

Sumber:

https://www.kelaselektronika.com/

Pengertian Magma

Pengertian Magma

Berekaiart – Magma adalah cairan alami atau larutan silikat pijar yang bergerak, memiliki suhu antara 700-13000 C (sekitar 1200-2400 derajat Fahrenheit) dan berasal atau terbentuk di kerak bumi yang lebih rendah melalui mantel atas dan bersifat asam atau dasar. Secara fisik, magma merupakan sistem multikomponen dengan fase cair dan rangkaian kristal yang mengapung di dalamnya sebagai komponen utama, dan dalam keadaan tertentu juga merupakan fase gas.

 

Magma adalah larutan silikat bercahaya yang mengandung sulfida, oksida dan zat volatil (gas), sumber magma berada jauh di bawah bumi, di lapisan mantel, yang terletak pada kedalaman 1200-2900 km, dari sumbernya mengalir magma. dan terkumpul di tempat yang dikenal sebagai dapur magma, dengan kedalaman lebih dari 60 km. Suhu magma bervariasi antara 700 dan 11000 ° C, sifatnya yang sangat panas dan cair menyebabkan magma memiliki tekanan hidrostatik yang sangat kuat, sehingga terus bergerak untuk mencoba keluar ke permukaan bumi.

 

Magma adalah peristiwa dimana magma memecahkan retakan dan rekahan pada litosfer yang tidak sampai ke permukaan bumi, peristiwa ini menyebabkan magma membeku di bumi membentuk batuan plutonik, proses tersebut disebut intrusi, dan batuan yang terbentuk disebut batuan intrusi. Ketika magma menembus di bawah permukaan bumi, prosesnya disebut ekstrusi, sedangkan cara keluarnya magma dengan cara ini disebut erupsi dan peristiwanya disebut vulkanisme.

 

Para ahli berpendapat bahwa energi panas bumi berasal dari proses “penguraian” bahan-bahan radioaktif yang kemudian meluruh atau terurai menjadi unsur-unsur radioaktif dengan komposisi yang lebih stabil dan ketika meluruh akan melepaskan sejumlah energi (panas) yang kemudian akan melelehkan lingkungan sekitar. . batuan Ada kemungkinan, dari proses ini dan pengaruhnya terhadap gradien panas bumi yang mencapai 193.600 °C, dapat terbentuk magma.

 

sifat-sifat magma

Viskositas dan densitas magma

Viskositas dan densitas magma merupakan sifat fisik magma dan merupakan parameter penting untuk memahami proses aktivitas vulkanik. Viskositas magma mengontrol mobilitas magma, densitas mengontrol arah pergerakan relatif antara magma dan material padat (fragmen batuan dan kristal). Magma yang memiliki viskositas rendah, seperti magma basaltik, dapat membentuk lava yang sangat panjang dengan aliran yang cepat. Di sisi lain, magma riolitik yang cukup kental memiliki aliran yang sangat terbatas. Karena ketebalan magma riol, gelembung-gelembung gas terperangkap oleh magma, mengembang dan dapat menyebabkan letusan eksplosif.

 

Viskositas adalah sifat suatu cairan atau gas yang berhubungan dengan hambatan aliran gas/cair akibat gaya-gaya antar partikel yang mengalir. Viskositas magma didefinisikan sebagai rasio tegangan geser dengan laju regangan. Lava akan mengalir ketika tegangan geser lebih besar dari batas elastis. Viskositas tergantung pada komposisi / kandungan kristal, gelembung, gas (H2O), serta pada suhu dan tekanan.

ketahui unsur ekstrinsik malin kundang

 

suhu magma

Suhu magma pada umumnya (seperti yang terdapat di luar inti bumi atau inti luar) mencapai 5.000 derajat Celcius, meskipun jika berada di udara terbuka, suhunya bisa turun hingga 1300 derajat Celcius.

 

Secara khusus, suhu magma menurut jenisnya adalah sebagai berikut:

 

Suhu magma basaltik atau gabroik – 1000-1200oC,

Andesit atau dioritik – 800-1000 ° C,

Riolitik atau granit – 650-800oC,

Magma Jenis batuan vulkanik Pemadatan batuan Komposisi kimia Kandungan Suhu Gas Basalt Basalt Gabro 45-55% SiO2, tinggi Fe, Mg, Ca, K rendah, Na 1000-1200oC,

Diorit dengan andesit rendah SiO2 55-65%, rata-rata dalam Fe, Mg, Ca, Na, K 800 – 1000 oC,

Menenga Rhyolite Granite 65-75% SiO2, Fe rendah, Mg, Ca, K tinggi, Na 650-800 atau

 

Klasifikasi magma

Magma secara umum dapat dibedakan menjadi tiga jenis magma, yaitu:

 

Magma dasar atau magma basaltik (magma basaltik)

Magma Menengah atau Magma Andesit (magma andesit).

Magma asam atau magma riolitik (magma riolitik)