Berekaiart – Amplifier adalah rangkaian elektronika yang mampu memperkuat atau memperkuat sinyal listrik atau bentuk gelombang input analog dan menghasilkan output yang lebih besar dengan bentuk gelombang yang mirip dengan sinyal input.
Jika diterapkan pada perangkat audio, input gelombang suara kecil dapat menjadi output yang lebih besar. Biasanya, untuk aplikasi gelombang audio, amplifier menerima input dari transduser, seperti mikrofon, yang mengubah suara menjadi gelombang listrik.
Sinyal bentuk gelombang AC dari mikrofon kemudian diperkuat oleh rangkaian amplifier, sehingga menghasilkan keluaran yang memiliki amplitudo lebih besar. Besarnya laba yang dihasilkan disebut laba.
Melalui proses ini, speaker dapat memperkuat suara menjadi lebih besar. Seperti yang dapat Anda temukan di speaker rumah, toa masjid, sistem suara acara, dan banyak lagi.
Komponen Penyusun Amplifier
Pada suatu alat elektronik berupa penguat biasanya akan tersusun dari bagian-bagian komponen sehingga dapat dibuat menjadi satu kesatuan yang disebut penguat. Ada beberapa jenis komponen penyusun amplifier yang akan saya jelaskan dibawah ini :
1. Trafo (Transformator)
Komponen trafo disini merupakan pemasok arus listrik yang diperoleh dari sumber utama untuk dimasukkan ke dalam rangkaian penguat. Selain itu, trafo juga berguna dalam menurunkan tegangan AC untuk memenuhi kebutuhan amplifier.
Saat ini banyak jenis amplifier yang menggunakan catu daya seimbang. Jenis catu daya seimbang ini biasanya terdiri dari tegangan positif, negatif, dan netral (CT).
Dengan demikian, amplifier akan memberikan lebih banyak daya yang cukup tinggi untuk menghasilkan keluaran gelombang suara yang besar.
2. ELCO (Electrolyte Capacitor)
ELCO atau yang biasa dikenal dengan kapasitor merupakan komponen elektronika yang berguna untuk menyaring dan menyimpan arus listrik beriak datar. Selain itu, kapasitor juga dapat mempengaruhi karakter suara bass pada sebuah amplifier, sehingga semakin tinggi kapasitansi, semakin baik output suara.
Singkat kata, komponen ELCO ini sangat penting untuk mengatur sinyal suara input menjadi output yang berkualitas karena adanya filter arus listrik.
3. Transistor Final (Sanken, Toshiba, Jengkol)
Sebenarnya disini saya lebih tepat menyebutnya transistor final yang biasanya terdiri dari Sanken, Toshiba, MOSFET, Jengkol, Njw, Mjl, TIP dan lain-lain untuk diaplikasikan secara khusus sebagai penguat atau power amplifier.
Pada umumnya power amplifier akan menggunakan minimal dua transistor final yang digerakkan oleh arus listrik positif (+) dan negatif (-) pada rangkaian amplifier. Namun saat ini sudah banyak variasi jumlah yang digunakan pada masing-masing jenis amplifier, biasanya tergantung dari daya yang dibutuhkan.
Final transistor sendiri merupakan komponen yang memiliki pekerjaan yang agak rumit pada rangkaian power amplifier, sehingga membutuhkan heat sink atau pendingin agar tidak cepat panas.
Setiap jenis end transistor memiliki keluaran suara yang berbeda untuk speaker, ada yang cenderung range, treble dan bass, atau bahkan subwoofer.
4. Tone Control
Tone control merupakan salah satu komponen pendukung dalam rangkaian power amplifier yang berguna untuk mengatur frekuensi suara dari input. Selain itu, tone control juga berfungsi untuk mengatur amplitudo sinyal audio. Secara umum ada dua metode pengendalian nada yaitu tipe pasif dan aktif.
Setiap metode tone control pada amp tentunya memiliki kegunaan yang berbeda-beda. Namun, fungsi utama dari komponen ini adalah kita bisa mengatur output sesuai keinginan kita. Dengan demikian, tone control akan digunakan untuk mengatur bass, midrange, balance, treble dan volume.
Seperti yang saya sebutkan tadi, untuk tone control yang digunakan pada jenis high power amp ini biasanya digunakan secara eksternal berupa :
– Equalizer
– Crossover
– Mixer
– Compressor
– DLMS (Digital Loudspeaker Management System)
– Audio Efek (pengatur Echo)
Sumber: